Hai, masa lalu! Bagaimana kabarmu?
Apakah ulang tahunmu berjalan dengan bahagia tanpaku?
Tanpa terasa hari ini kembali lagi
pada tanggal dimana kamu pertama kali menangis saat hadir di dunia. Hari dimana
pada umumnya sebagian orang akan merasa bahagia karena masih memiliki
kesempatan untuk bernafas dan menjalani kehidupan. Hari dimana sebagian orang
akan mendapatkan surprise, ucapan,
hingga hadiah.
Tepat
setahun yang lalu, saat kamu merasakan moment
bahagia tersebut, aku masih berada di sampingmu. Bahkan, aku yang merencanakan
dan menyiapkan semuanya bersama teman-temanmu. Aku yang memiliki ide untuk
membuat acara ini terasa lebih hidup yang bertujuan membuatmu tersenyum lebar.
Karena sesungguhnya bagiku, ulang tahun merupakan moment yang sedih, berkurang satu tahun umurku di dunia ini yang
entah sampai kapan aku bisa bertahan hidup. Usia, penyakit, jodoh, dan maut
tidak ada seorang pun yang tau. Maka
dari itu, aku tidak mau sedikit pun
kesedihan terbesit di pikiranmu saat moment
itu tiba.
Sampai
saat ini, ingatan itu masih jelas terukir di benakku, dimana aku membelikan kue
cokelat bernama “opera cake” untukmu.
Menyalakan lilin dan korek api tepat pada pukul 00.01 WIB. Membawa kue dan
lilin untuk kau potong dan tiup, tak lupa doaku selalu menyertai setiap
hembusan nafasmu. Tentunya sudah kusiapkan bingkisan berisi parfum dengan aroma
sandalwood kesukaanmu. Aku senang
melihat senyum bahagiamu ketika membuka hadiah tersebut. Aku berharap aroma
tersebut akan menjadi sebuah penanda bagiku untuk mengetahui kemana pun kamu pergi.
Tapi
nyatanya, kamu malah pergi selamanya dan gak
pernah kembali lagi. Kamu sudah bahagia dengan lembaran hidupmu yang baru
bersamanya. Bagaimana dengan moment
ulang tahunmu saat ini? Pasti akan selalu bahagia, karena di setiap moment itu kamu selalu merayakan dengan
orang yang kamu cintai. Semoga aroma parfum sandalwood
pemberianku, sesuai dengan karaktermu yang vintage
dan sederhana, dapat membuatmu nyaman di sepanjang waktu walau bukan bersamaku.
Maaf,
tahun ini mulutku tidak sanggup menyampaikan kalimat, “Happy Birthday” untukmu. Aku hanya tidak ingin menjadi egois,
karena sesungguhnya aku hanya ingin menjadi satu-satunya orang yang hadir dan
menemanimu saat moment-moment paling
bahagia di hidupmu, salah satunya ulang tahun. Aku masih ingat, kamu pernah
bercerita kalau di keluargamu tidak terbiasa untuk merayakan hari ulang tahun
dan kamu sangat iri melihat teman sepermainanmu merayakan ulang tahun bersama
keluarganya. Berangkat dari cerita itu, aku selalu berusaha untuk menyiapkan
ulang tahunmu dengan menyenangkan agar kamu tidak perlu merasa iri lagi. Aku
hanya ingin mengganti rasa sepi menjadi bahagia di hari spesialmu. Happy Birthday, masa lalu! Salam dariku,
dari masa lalumu! (cyn)
Komentar
Posting Komentar