Sejauh mana aku bisa berlari dari masa lalu?
“Move
on bukan perkara melepaskan, tapi bagaimana kita dapat mengikhlaskan”. Itu
sih kalimat yang pernah aku denger
dari film Relationshit. Nah, itu kan
perkara kalimat dalam sebuah film, tapi bagaimana sih kalau move on di dunia nyata?
Nyatanya move on gak segampang itu. Bagaimana kita dapat mengikhlaskan
dengan mudahnya? Bukannya perkara ikhlas kalau semua masalah sudah dianggap
selesai? Namun, bagaimana apabila ada masalah yang masih belum sempat
diselesaikan? Ya, jawabannya “harus diselesaikan dulu”. Menyelesaikan masalah
dengan sosok masa lalu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, gampang
kalau hanya bicara, tapi bagaimana cara untuk melakukannya?
Bisa jadi cara terbaik menyelesaikan
masalah dengan masa lalu bukan dengan bertemu langsung dengan “sosok” tersebut.
Ada beberapa kemungkinan; menimbulkan luka, sakit hati, bahkan kesedihan yang
mendalam. Syukur-syukur kalau terselesaikan masalahnya, tapi bagaimana kalau
tambah rumit?
Kunci sebenarnya adalah bagaimana
kita dapat berdamai dengan diri sendiri. Menerima kenyataan bahwa “sosok”
tersebut telah pergi dalam cerita kita saat ini. Menerima kenyataan bahwa tak
semua pertanyaan harus ada jawabannya. Sudah cukup bertanya-tanya dan menyalahkan
diri sendiri bahkan keadaan. Percayalah, bahwa semua pasti ada waktunya.
Move
on bukanlah pertandingan sejauh mana dapat berlari dari masa lalu, tapi
sejauh mana dapat memaafkan dan menyayangi diri sendiri. Bukan kah kamu juga berhak untuk bahagia?
Nikmati saja proses healing-mu
sendiri hingga suatu saat kau menyadari bahwa tidak semua orang hadir di
hidupmu untuk selamanya, bisa jadi ia hanya singgah untuk memberikan sebuah
pelajaran berharga. Ingatlah bahwa hidup adalah sebuah proses belajar. (cyn)
Komentar
Posting Komentar